Senin, 28 Februari 2011

Cerpenku..(namanya reni)




NAMANYA RENI





Oleh
NAMA: LUT
NO: 22
NIS: 14331


Suasana pagi yang cerah, cerah seperti wajahnya saat ini. Hari ini dia pergi ke sekolah dengan wajah yang riang. “Pagi Pak Setiawan !!” sapanya dengan nada sedikit berteriak riang pada beliau. Beliau adalah salah satu satpam di sekolahnya yang ramah meskipun wajahnya sedikit seram kata anak-anak. Tapi itu tidak penting baginya.

Dia berjalan menuju kelas sambil menyapa teman-temannya yang dia temui sepanjang koridor sekolah. Akhirnya sampailah dirinya di kelas dimana pintu kelas tersebut bertuliskan ”XII IPA 2”.
”Iya XII IPA 2…” dia  terdiam sebentar di depan kelasnya.
Perasaannya campur aduk ketika membaca tulisan XII IPA 2  tadi. Dia  senang karena dia dan teman seangkatannya  bisa berkuasa daripada adik kelas, dia  takut karena nantinya dia  akan menghadapi UNAS, dia  sedih soalnya ini juga saat terakhir dia akan bersama-sama sahabat-sahabatnya dan juga keluarga besar XII IPA 2. Tapi itu semua memang yang harus dia hadapi meskipun kenyataannya berat.

” Huft…kenapa aku begini, Ya Allah…aku takut kehilangan mereka semua. Aku mohon pada-Mu jangan pisahkan kami secepat ini.”bicaranya dalam hati sambil melihat keadaan kelasnya yang ramai karena gurauan bahagia mereka dari jauh.
Tak sengaja saat itu tiba-tiba dia meneteskan air mata. ”Apa aku benar-benar merasa takut kehilangan mereka sehingga aku meneteskan air mata saat melihat kebahagiaan kami bersama yang ku pikir akan hilang nantinya ?”bicaranya dalam hati sambil menangis kecil.

Tiba-tiba ada yang berteriak tepat ditelinganya yang mengagetkannya.
”Hhhaaayyyyooo !!!!!!!!! Ren ngapain intip-intip kelas ? Mau ngerampok yah ?” Kata Dewi sambil tertawa keras gara-gara melihatnya kaget karenanya.
Dewi adalah salah satu sahabatnya yang biasa dijadikan teman-teman bahan bercandaan. Kasihan Dewi tapi bagaimana lagi kalo memang karakter dia yang periang dan tidak gampang marah. Sungguh teman yang spesial.
”Enak Saja. Percuma wi  kalo ngerampok kelas kita, spidol sama penghapusnya Saja belum tentu punya. Iya kan ? Lalu apa yang mau kita rampok kalo begitu.”jawabnya sambil tertawa dan mereka berdua langsung masuk kelas bersama.
”Krrrriiiinnngggg !!!!!” bel masuk berbunyi. Mereka segera duduk di bangku masing-masing dan bersiap untuk berdoa karena pelajaran akan dimulai.
Pelajaran sudah dimulai tapi kenapa pelajarannya membosankan. Tidak ada perdebatan antar kelompok seperti halnya di pengadilan. Ada-ada saja pikirnya. Ternyata pelajaran hari ini hanya diisi dengan perkenalan guru baru yang mengajar di kelas XII IPA 2 sekarang.
” Krrrriiiinnngggg !!!!!” tidak terasa bel istirahat berdering.
Dia, Dewi, Rara, Putri, Ratna, segera bergegas menuju ke kantin yang letaknya dekat dengan Lab Fisika dan Kimia.

Mereka langsung beli makanan dan minuman dan setelah itu langsung kembali ke kelas untuk memakannya.
Sampainya di kelas …
Dia duduk di sebelah Dewi, mereka makan sambil ngobrol .
”Wi, tidak terasa ya kita sudah kelas 3 ?”Katanya pada Dewi sambil menyobek bungkus kue brownies yang dia  beli tadi.
”Kita nanti akan menghadapi UNAS !!”Lanjutnya.
”Ahhh Tidak !!!!” teriaknya kemudian pada Dewi sampai-sampai seisi kelas melihatnya dengan tatapan aneh.
”Ren  kenapa teriak-teriak ?” tanya beberapa teman sekelasnya.
”Ren stres ya ?”kata salah seorang teman sederetnya.
”Teman-teman, Reni itu tidak stres.”jawabnya dengan nada yang lembut.
”Iya Ren… bagaimana ya ?”pikir Dewi.
”Dewi  takut UNAS Ren, Dewi takut tidak lulus !!”jawabnya histeris.
”Tapi Dewi, selain itu juga ada yang lebih berat buat kita terima yang bikin ainn sedih tadi. Dewi tahu tidak ?”tanyanya pada Dewi. Namun Ia tetap diam dan menggelengkan kepala berarti Ia tidak mengetahui apa yang Reni tanyakan.
” Dewi, dengerkan baik-baik. Kalo sudah lulus kita akan berpisah sulit sulit bertemu soalnya seperti yang kita tahu gimana kalau orang beda karakter, beda profesi. Pasti sibuk sendiri-sendiri.. Nahh, kita nanti seperti itu  Dewi. Aku tidak bisa membayangkannya Wi !”ceritanya pada Dewi.
”Hmm… Ren kok malah bilang itu semua sih ?”jawab Dewi sedikit sedih.
”Dewi  juga sedih jadinya kalo seperti ini.”Lanjut Dewi.
Setelah 15 menit waktu istirahat pun telah selesai. Pelajaran dilanjutkan lagi. Tak lama kemudian bel pulang berbunyi. Mereka semua langsung pulang ke rumah karena besok mereka harus memulai pelajaran yang sesungguhnya tak hanya perkenalan seperti halnya tadi.
***
Keesokan harinya dan seterusnya kecuali hari Minggu juga seperti biasa hanya pelajaran, ngumpul, bercanda tawa, curhat bareng, mengerjakan tugas, dan bermain ke rumah teman.
Inilah dia dengan sekolahnya. Sekolah jauh… Tugas bejibun banyaknya… Berangkat pagi… Pulang Sore… Seperti orang kerja kata Ibu. Tapi dia tidak peduli, yang penting dia  mempunyai banyak teman dan sahabat juga seperti Dewi, Putri,, Rara ,Ratna. Mereka yang membuat dia semangat pergi ke sekolah .
Suatu hari pada saat dia dan 4 sahabatnya bercanda di tepi bangsal sekolah tiba-tiba sahabtnya Riri datang menghampiri mereka dengan wajah yang murung dan dia mengajak mereka masuk ke kelas untuk membicarakan masalahnya. Eh… tanpa Reni sadari ternyata Riri  menangis. Mereka semua bingung dengan keadaannya dan langsung menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Riri.
”Ri’ kenapa kamu kok menangis begitu ? Ada masalah? Cerita  sama kita. Mungkin kita bisa cari jalan keluarnya. Kita khawatir kalo kamu seperti  begini.”Tanya Putri pada Riri sambil member tissu ke Riri.
”Ortuku putt… Ortuku… (sambil menangis) mereka berantem lagi, lebih parahnya aku nggak sengaja denger papaku sampai bilang mau cerai. Sedih banget rasanya. Aku nggak mau itu semua sampai terjadi.”ceritanya sambil menangis keras.
Reni dan keempat sahabatnya hanya bisa terdiam dan berkata ”Sabar ya…”jawab mereka bersamaan.
”Tapi kamu sebagai anak yang tertua dikeluargamu, kamu harus bisa menyelesaikan, kamu harus bisa mencegah ortumu biar tidak melakukan itu semua.tanggungjawabmu besar loh Ri’.” kata putri.
”Iya Ri…”tambah Dewi, Putri,, Rara ,Ratna  bersamaan.
”Dasar, kalian itu bisanya iya iya doang.”Cetus putri pada mereka.
”Gimana lagi, kan sudah ada psikologinya. Jadi kita sebagai pendengar setia.”Jawab mereka sambil tertawa.
Suasana pun kembali seperti tadi, penuh canda dan tawa. Riri sudah bisa melupakan masalahnya. Berselang hanya 1 bulan, Reni ”fallin love” dengan anak yang udah 3 kali menyatakan perasaannya ke Reni dan menunggu Reni 2 tahun lamanya. Bussett… itu cowok tulen apa dukun ? Betah banget nunggu Reni. Katanya sih Reni kena ”Hukum Karma” gara-gara nolak itu cowok. Sekarang giliran Reni yang antri di psikolog Putri. Pelajaran apa saja tidak mereka dengarkan (Reni dan psikolog Putri) karena Reni terjerat dengan masalah konyol. Iya konyol. Menurutnya. Waktu Reni cerita semuanya ke Putri. Reflek dia langsung bilang Reni kena hukum karma. Malu sekali dirinya. Sahabatnya semua pun tertawa setelah tahu Reni fallin love dengan Dendy, nama cowok itu. Tapi… masalah ini cepat terselesaikan.
”Apa jalan keluar dari masalahku ini ?”tanyanya pada sahabat-sahabatnya.
”JADIAN aja !!! dijamin 100% langgeng.”jawab Dewi dengan semangatnya.
”Hah ?!? Gila aku jadian dengan dia, bisa malu aku habis nolak dia berkali-kali sekarang aku yang ngejar-ngejar dia.”jawabnya dengan rasa gengsi tapi sedikit setuju dengan keputusan Dewi.
”Sudah lah Ren, tidak usah gengsi. Nanti  kamu yang sakit hati sendiri  kalo dipendam perasaannya.”Rayu Dewi ke Reni.
”Iahh dech… Tapi aku bakal nunggu dia yang nyatainnya ke aku. Tidak mungkin kalo aku yang duluan.”jawab Reni dengan perasaan bahagia dalam hati.
”Siippp….”Jawab mereka semua yang kelihatanya punya rencana tanpa sepengetahuannya.
***
Dua bulan kemudian tepatnya satu minggu setelah ulang tahunnya, akhirnya dia  jadian dengan cowok itu. Sedikit canggung karena ingat masa lalu. Tapi dia coba menghilangkan perasaan itu. Soalnya lama-lama juga nyiksa dia sendiri. Hanya berselang dua bulan, dua sahabatnya  ada masalah. Konyolnya, gara-gara cowok yang tidak jelas yang sudah jadian sama Dewi dan Putri. Cowok mereka berdua juga bersahabat. Istilahnya kalo pergi kayak double date. Masalahnya terlalu rumit sampai-sampai persahabatn mereka sempat renggang tapi keadaan seperti ini tidak boleh terus menerus. Akhirnya, Ratna dan Putri kami suruh untuk saling jujur dan jelas masalahnya. Mereka tidak mau hanya karena masalah sepele persahabatan mereka pecah.
Hari itu juga, Dewi kembali bercerita tentang Alfian. Alfian adalah teman sekelas mereka dan bisa dibilang dia cowok paling cakep dikelas mereka bahkan juga bisa di sekolah mereka. Ternyata Dewi Cinlok dengan Alfian selama 2 tahun lebih. Kalau dihitung-hitung mulai awal masuk SMA.
”Iya Ren, memang dari MOS aku suka alfian.”jawab Dewi tiba-tiba.
”Aku mau bilang ke dia yang sebenarnya kalo aku sayang sama dia tapi aku tidak berharap dia jadi cowokku. Menurut kalian bagaimana ?”tanya Dewi.
”Iya boleh saja, tapi kamu sudah siap mental ?”tanya Rara.
”Kamu harus bisa menerima apapun jawaban Fian.”tambah Reni untuk Dewi.
”Insya allah aku siap. Mungkin besok aku bakal melakukan itu. Doakan Dewi ya teman !!”kata Dewi dengan wajah riang campur nervous.
Keesokan harinya, ternyata Dewi  benar-benar menyatakan perasaannya ke Alfian. Tapi sayangnya hari itu Reni tidak  masuk. Reni menyesal sekali tidak melihat kejadiannya.
Seperti yang mereka tahu sebelumnya bahwa perkiraan mereka semua tentang jawaban fian untuk Dewi ternyata benar adanya.Fian menolak Dewi. Dewi sampai menangis waktu itu. Tapi Dewi anaknya periang, dia tidak terpuruk dalam kesedihan yang berkelanjutan. Keadaan kelas pun normal tidak ada yang janggal sejak kejadian Dewi Fian .
***
Beberapa bulan kemudian tepatnya satu minggu sebelum UNAS dilaksanakan. Sekolah mereka ada isthigosah untuk memohon agar mereka semua lulus ujian SMA.
UNAS didepan mata, 6 hari mereka berjuang mencapai kelulusan.
±2bulan menunggu pengumuman kelulusan diambang rasa gelisah, bingung, takut, dll.
***
Setelah UNAS, Pulau Bali menanti menanti semua. Reni dan teman sekelasnya sudah menyiapkan rencana untuk di Pulau Bali.
”Heeyy my friendd !!! nanti kita di Bali harus kompak dan mengbadikan kebahagiaan ini.”kata mantan ketua kelas XII IPA 2.
Keesokkan harinya mereka berkumpul di sekolah tercinta untuk berangkat bersama-sama ke Pulau Bali.
”Ren, aku tidak sabar cepat-cepat  sampai ke Bali habis itu kita akan  senang-senang di sana tanpa beban pikiran.”kata Putri.
”Yup. Aku juga put.. tapi aku mau nanti di Bali bisa lebih lama dengan anak-anak XII IPA 2.”jawabnya.
Tidak lama kemudian setelah pengarahan, mereka melakukan perjalanan ke Banyuwangi kemudian menyeberangi selat Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk. Sampailah mereka di Bali.
”Asyik !! kita sudah sampai nich..”kata Reni sambil melihat keluar jendela bis.
Mulai hari pertama hingga terakhir mereka mengunjungi beberapa tempat wisata di Bali . Tempat yang sangat berkesan saat mereka di Pulau Bali adalah di GWK dan Tanah Lot.
”He !! ayo foto bareng satu kelas.”ajak Soni, mantan pacarnya Fenti.
”Iya !!! ayo !!!” jawab semua anak kelas XII IPA 2 dengan perasaan bahagia.
Setelah lama mereka mengabadikan gambar mereka di Tanah Lot. Waktunya mereka untuk kembali ke Kebumen.
***
Beberapa minggu setelah pulang dari Bali. Akhirnya doa mereka semua dikabulkan oleh Allh SWT bahwa pengumumannya ”SMANSA 100% LULUS ”. Seisi sekolah pun gempar dengan suara bahagia murid-murid dan wali murid. Saatnya untuk hunting sekolah berkualitas.
”Wi.. feelingku kita semua akan  pisah Universitas semua. Bagaimana ini ?”Tanya Reni pada Dewi.
”Iya Ren, lihat dari nilainya. Aku sama Rara rendah sendiri. Reni sudah bulat pikiran di UGM.?”tanyanya.

Setelah lama tidak beretemu dengan sahabat-sahabatnya. Reni memutuskan untuk menghubungi mereka disamping saat ini adalah pengumuman SNMPTN.
Tak lama kemudian Fenti menelponnya dan bercerita.
”Ren, anak-anak banyak yang daftar di UI  loh ?”kata Fenti ” Iya apa ? siapa saja Fen? (sambil menangis kecil)”tanyanya.
”berarti nanti anak-anak bisa ngumpul lagi dong seperti  dulu ? sedangkan aku nanti pisah sama kalian ?”tambah Reni dengan nada tidak bersemangat.
”Iya tidak mungkin kamu tidak mempunyai teman, nanti pasti punya kok. Ya sudah aku mau ngecek SNMPTN dulu nanti aku kabarin lagi.”kata Fenti.
”Iyaa….”jawab Reni singkat.
Keesokkan harinya Reni menelpon Dewi dan bercerita-cerita.
”Kebahagiaan yang sudah kita dapat, begitu saja hilang Wi dan juga cerita-cerita kita ?”kata Reni.
”Iya, aku tidak mau pisah dengan kalian.”jawab Dewi sambil menangis.
”Ya sudah Wi kalo begitu, nanti aku atur ketemuannya anak-anak XII IPA 2.”rayu Reni pada Dewi.
”Iya Ren…”jawab Dewi.
Akhirnya mereka sudah masuk di beberapa Universitas di Indonesia yang berbeda. Dan acara ketemuan diadakan setiap ada hari libur kuliah. Itupun kalo sempat disamping mereka sudah mempunyai kesibukan sendiri-sendiri.
***