Rabu, 28 Maret 2012

SBM



BAB V
BEBERAPA METODE MENGAJAR
            Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam situasi pendidikan untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Agar mudah menyampaikan materi, tentunya guru harus paham mengenai metode dalam mengajar yaitu cara- cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.

A.    METODE CERAMAH
1.      Pengertian dan Tujuan
Metode ceramah atau kuliah mimbar adalah suatu penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada peserta didik. Keberhasilan metode ini sangat ditentukan oleh kemampuan seorang, karena gurulah yang berperan penuh dalam metode ceramah.
Tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian-pengertian, dan prinsip-prinsip). Secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk:
a.       Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah guru.
b.      Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahn penting yang terdapat dalam isi pelajaran.
c.       Merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar.
d.      Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang dan menyinggung penjelasan teori dan prakteknya.
e.       Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya memperjelas prosedur yang harus ditempuh peserta didik.

2.      Alasan Penggunaan Metode Ceramah
a.       Anak benar-benar memerlukan penjelasan
b.      Benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran bagi peserta didik
c.       Menghadapi peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila menggunakan metode lain sukar diterapkan.
d.      Menghemat biaya, waktu dan peralatan.
3.      Kekuatan dan Keterbatasan Metode Ceramah
a.       Kekuatan metode ceramah:
1)      Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik.
2)      Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan waktu, karakteristik peserta didik tertentu, pokok permasalahan dan keterbatasan peralatan serta dapat disesuaikan dengan jadwal guru terhadap ketidaktersediaan bahan-bahan tertulis.
3)      Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari sumber lain
4)      Memperoleh penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guru memperoleh penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari peserta didik atas perhatian yang ditunjukkan peserta didik dan peserta didikpun merasa senang dan menghargai guru bila ceramah guru meninggalkan kesan yang berbobot.
5)      Ceramah memberikan wawasan yang luas dari pada sumber lain karena guru dapat menjelaskan topik dengan mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari
b.      Kekurangan metode ceramah:
1)      Dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik apalagi bila guru kurang dapat mengorganisasikannya
2)      Menimbulkan verbalisme pada pserta didik
3)      Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru
4)      Merugikan peserta didik yang lemah dlam ketrampilan mendengarkan.
5)      Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus
6)      Informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan jaman
7)      Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik
8)      Terjadi proses satu arah yaitu dari ghuru kepada peserta didik

B.     METODE TANYA JAWAB
1.      Pengertian dan Tujuan
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau “two way traffic” dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik. Dalam metode tanya jawab, guru dan peserta didik sama-sama aktif.
Tujuan dari metode tanya jawab adalah:
a.       Mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana kemampuan peserta didik terhadap pelajaran yang dikuasainya.
b.      Memberi kesempatan kepada peserta didik mengembangkan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum dipahami.
c.       Memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar yaitu peserta didik aktif dan tepat menjawab lebih percaya diri dan berusaha untuk selalu lebih baik dan peserta didik yang belum aktif atau tidak dapat menjawab dapat mempersiapkan diri dalam kesempatan lain.
d.      Melatih peserta didik untuk berfikir dan berbicara secara sistematis dan sistemik serta berdasarkan pemikiran yang orisinil.
e.       Metode tanya jawab tidak dimaksudkan untuk mengetes kemampuan peserta didik tetapi diarahkan sebagai upaya guru membuat peserta didik mengerti, memahami dan berinteraksi secvara aktif dalam PBM sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik.
2.      Alasan Penggunaan Metode Tanya Jawab
a.       Menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan sehingga menimbulkan partisipasi peserta didik dalam PBM.
b.      Menimbulkan berfikir reflektif, sistematis, kreatif, dan kritis pada peserta didik.
c.       Mewujudkan cara belajar peserta didik aktif.
d.      Melatih dan mendorong peserta didik untuk belajar mengekspresikan kemampuan lisannya.
e.       Memberikan kesempatan kepada peserta didik menggunakan kemampuan sebelumnya.
3.      Kekuatan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab
a.       Kekuatan Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab memiliki kekuatan sebagai berikut:
1)      Dapat menarik kesimpulan dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran
2)      Mengetahui kedudukan peserta didik dalam belajar di kelas dari aktivitas tanya jawab dan dari jawaban-jawaban serta tanggapan-tanggapan yang dilontarkannya secara kontinyu
3)      Lebih merangsang peserta didik untuk mendayagunakan daya pikir dan daya nalarnya
4)      Menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan jawaban
5)      Pembuka jalan bagi proses belajar yang lain.
b.      Kekurangan Metode Tanya Jawab
1)      Pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh peserta didik, sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab maupun bertanya.
2)      Peserta didik yang tidak aktif tidak memperhatikan bahkan tidak terlibat secara mental
3)      Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian menjawab dan bertanya (kemampuan lisan)
4)      Dapat membuang waktu bila peserta didk tidak responsif terhadap pertanyaan.

C.    METODE DISKUSI
1.      Pengertian dan Tujuan
Metode diskusi diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang problematis.
Tujuan metode diskusi:
a.       Melatih peserta didik mengembangkan ketrampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpilkan bahasn.
b.      Melatih dan membentuk kesetabilanm sosial-emosional
c.       Mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif.
d.      Mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam mengemukakan pendapat.
e.       Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial
f.       Melatih peserta didik berani berpendapat tentang suatu masalah.
2.      Alasan Penggunaan Metode Diskusi
a.       Topik bahasan bersifat problematis
b.      Merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam perdebatan ilmiah.
c.       Melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan terbuka
d.      Mengembangkan suasana demokratis dan melatih peserta didik berjiwa besar.
e.       Peserta didik memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang masalah yang dijadikan topik diskusi.
f.       Peserta didik memiliki pengetahuan dan pendapat-pendapat tentang masalah yang akan didiskusikan.
g.      Masalah yang didiskusikan akan berhubungan dengan persoalan-persoalan yang lain pula.
3.      Kekuatan dan Keterbatasan Metode Diskusi
a.       Kekuatan Metode Diskusi
1)      Dapat mendorong partisipasi peserta didik secara aktif baik sebagai partisipan, penanya, penyanggah maupun sebagai ketua atau moderator diskusi
2)      Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan, prakarsa ataupun terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah
3)      Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis
4)      Melatih kestabilam emosi dengan menghargai dan menerima pendapat orang lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri sehingga tercipta kondisi memberi dan menerima (take and give)
5)      Keputusan yang dihasilkan kelompok akan lebih baik daripada berfikir sendiri.
b.      Keterbatasan Metode Diskusi
1)      Sulit menentukantopik masalh yang sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik dan yang memiliki relevansi dengan lingkungan.
2)      Memerlukan waktu yang tidak terbatas
3)      Pembicaraan atau pembahasan sering meluas dan mengambang
4)      Didominasi oleh orang-orang tertentu yang biasanya aktif
5)      Memerlukan alat yang fleksibel untuk membentuk tempat yang sesuai
6)      Kadang tidak membuat penyelesaian yang tuntas walaupun kesimpulan telah disepakati namun dalam implementasi sangat sulit dilaksanakan
7)      Perbedaan pendapat dapat mengundang reaksi di luar kelas bahkan dapat menimbulkan bentrokan fisik.

D.    METODE KERJA KELOMPOK
1.      Pengertian dan Tujuan
Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Penerapan metode kerja kelompok menurut guru untuk dapat mengelompokan peserta didiksecara arif dan proporsional.
Penggunaan metode kerja kelompok menurut Moedjiono (dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 1992: 149) bertujuan untuk:
a.       Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama di antara para peserta didik
b.      Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para peserta didik dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan
c.       Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar mengajar secara berimbang.
2.      Alasan Penggunaan Metode Kerja Kelompok
a.       Membuat peserta didik dapat bekerja sama dengan temannya dalam satu kesatuan tugas
b.      Mengembangkan kekuatan untuk mencari dan menemukan bahan-bahan untuk melaksanakan tugas tersebut.
c.       Membuat peserta didik aktif.
3.      Kekuatan dan Keterbatasan Metode Kerja Kelompok
a.       Kekuatan Metode Kerja Kelompok
1)      Membuat peserta didik aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya
2)      Menggalang kerja sama dan kekompakkan dalam kelompok
3)      Mengembangkan kepemimpinana peserta didik dan pengajaran ketrampilan berdiskusi dan proses kelompok.
b.      Keterbatasan Metode Kerja Kelompok
1)      Kerja kelompok hanya memberikan kesempatan kepada peserta didik yang aktif dan mampu untuk berperan sedangkan peserta didik yang terbelakang tidak berbuat apa-apa.
2)      Memerlukan fasilitas yang beragam baik untuk fasilitas fisik dan ruangan maupun sumber-sumber belajar yang harus disediakan

E.     METODE PEMBERIAN TUGAS
1.      Pengertian dan Tujuan
Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah maupun di rumah secara perorangan atau berkelompok.
Tujuan dari penggunaan metode penugasan adalah untuk merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun kelompok.
2.      Alasan Penggunaan Metode Penugasan
Setelah tanya jawab atau ceramah diketahui bahan-bahan yang perlu mendapatkan penekanan dan harus dikuasai peserta didik oleh karena itu gvuru memberikan tugas dengan alasan agar pesertas didik dapat belajar sendiri atau berkelompok mencari pengayaannya atau sebagai tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya.
3.      Kekuatan dan Keterbatasan Metode Penugasan
a.       Kekuatan Metode Penugasan
1)      Membuat peserta didik aktif belajar
2)      Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah
3)      Mengembangkan kemandirian peserta didik
4)      Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memeperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari
5)      Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi
6)      Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi
7)      Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik
8)      Mengembangkan kreativitas peserta didik
b.      Keterbatasan Metode Penugasan
1)      Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikenakan orang lain
2)      Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik
3)      Tugas yang monoton dapat membosankan peserta didik
4)      Tugas yang banyak dan sering dapat membuat beban dan keluhan peserta didik
5)      Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau peserta didik yang rajin dan pintar.

F.     METODE DEMONSTRASI
1.      Pengertian dan Tujuan
Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.
 Tujuan penggunaan metode demonstrasi ini adalah:
a.       Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta didik atau dikuasai peserta didik
b.      Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik
c.       Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan para peserta didik secara bersama-sama
2.      Alasan Penggunaan Metode Demonstrasi
a.       Tidak semua topik dapat terang melalui penjelasan atau diskusi
b.      Sifat pelajaran yang menuntut diperagakan
c.       Tipe belajar peserta didik yang berbeda ada yang kuat visual, tetapi lemah dalam auditif dan motorik ataupun sebaliknya
d.      Memudahkan mengajarkan suatu cara kerja / prosedur
3.      Kekuatan dan Keterbatasan Metode Demonstrasi
a.       Kekuatan Metode Demonstrasi
1)      Membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit dan menghindari verbalisme
2)      Memudahkan peserta didik memahami bahanpelajaran
3)      Proses pengajaran akan lebih menarik
4)      Merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengamati dan dapat mencobanya sendiri
5)      Dapat disajikan bahan pelajaran yang tidak dapat dilakukan dengan metode yang lain
b.      Keterbatasan Metode Demonstrasi
1)      Memerlukan ketrampilan guru secara khusus
2)      Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan
3)      Memerlukan waktu yang banyak
4)      Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan

G.    METODE EKSPERIMEN
1.      Pengertian dan Tujuan
Eksperimen atau percobaan adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat secara aman. Metode eksperimen atau percobaan diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibat peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil pekerjaan itu.
 Tujuan metode eksperimen:
a.    Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh.
b.    Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan.
c.    Melatih peserta didik menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan.
2.      Alasan Penggunaan Metode Eksperimen
a.    Metode eksperimen diberikan untuk memberi kesempatan pada peserta didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.
b.    Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah.
3.   Kekuatan dan Keterbatasan Metode Eksperimen
a. Kekuatan Metode Eksperimen
1)        Membuat peserta didik percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
2)        Peserta didik aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya;
3)        Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah;
4)        Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif, realistis, dan menghilangkan verbalisme;
5)        Hasil belajar menjadi kepemilikan peserta didik yang bertalian lama;
b. Keterbatasan Metode Eksperimen
1)        Memerlukan peralatan percobaan kumplit;
2)        Dapat menghambat laju pembelajaran dalam penelitian yang memerlukan waktu yang lama;
3)        Menimbulkan kesulitan bagi guru dan peserta didik apabila kurang berpengalaman dalam penelitian;
4)        Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan menyimpulkan.


H.    METODE SIMULASI
1. Pengertian dan Tujuan
Metode simulasi diartikan sebagai cara penyajian pengajaran dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar diperoleh pemahaman tentang hakekat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Yang termasuk ke dalam metode simulasi adalah permainan simulasi, bermain dan sosiodrama. Dalam suatu metode simulasi peserta didik juga dapat terlibat sebagai pemain atau juga penonton yang menilai jalannya simulasi dan mengambil pelajaran dari simulasi tersebut.
     Tujuan penggunaan metode simulasi:
a.         Melatih keterampilan tertentu yang bersifat praktis bagi kehidupan sehari-hari.
b.         Membantu mengembangkan sikap percaya diri peserta didik.
c.         Mengembangkan persuasi dan komunikasi.
d.        Melatih peserta didik memecahkan masalah dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
e.         Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari.
f.          Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan peserta didik dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya.
2. Alasan Penggunaan Metode Simulasi
a.         Ada situasi atau peristiwa yang tidak dapat dihadirkan secara nyata dalam situasi sebenarnya, misalnya keadaan bulan dan rotasi bumi dan bulan, serta matahari atau keadaan kebakaran pasar, keadaan perang dsb
b.         Terdapat konsep-konsep yang harus diresapi dan dirasakan peserta didik secara langsung, misalnya suasana perjuangan atau mempertahankan kemerdekaan, saling hormat-menghormati sesama manusia, dsb
c.         Menanamkan sikap-sikap normatif kepada peserta didik yang harus direfleksikan dalam apresiasi jiwa.
d.        Agar peserta didik dapat berperan dan berkomunikasi dengan baik.
3. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Simulasi
a.         Kekuatan Metode Simulasi
Menciptakan kegairahan peserta didik untuk belajar;
1)            Memupuk daya cipta peserta didik;
2)            Memupuk keberanian dan kemantapan penampilan peserta didik di depan orang banyak;
3)            Peserta didik memiliki kesempatan untuk menyalurkan perasaan yang terpendm sehingga mendapat kepuasan, kesegaran, serta kesehatan jiwa;
4)            Simulasi dapat dijadikan bekal bagi kehidupannya di masyarakat;
5)            Mengurangi hal-hal yang bersifat abstrak dengan menampilkan kegiatan yang nyata;
6)            Dapat ditemukan bakat-bakat baru dalam berperan dan beracting.
b.   Keterbatasan Metode Simulasi
1)            Memerlukan pengelimpokan peserta didik yang fleksibel, serta ruang dan fasilitas yang tidak selalu tersedia dengan baik;
2)            Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan dilapangan atau dalam kehidupan;
3)            Simulasi sebagai alat pelajaran kadang terabaikan menjadi alat hiburan;
4)            Rasa malu, ragu dan tidak percaya diri akan mengakibatkan simulasi tidak berjalan /terhambat;
5)            Simulasi memerlukan imajinasi gurudan peserta didik yang tinggi.

I.       METODE INKUIRI
1.      Pengertian dan Tujuan
Metode inkuiri bias disebut juga metode “penemuan” merupakan metode yang relative baru yang diperkenalkan kepada guru-guru bersamaan dengan meluasnya CBSA. Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Tujuan metode penemuan adalah:
a.    Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam rangka menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
b.    Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.
c.    Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
d.   Memberi pengalaman belajar seumur hidup.
2.  Alasan Penggunaan Metode Penemuan
Alasan penggunaan metode penemuan adalah:
a.       Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat;
b.      Belajar tidak hanya diperoleh dari sekolah tetapi juga lingkungan sekitar;
c.       Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
d.      Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup
3. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Penemuan
a. Kekuatan Metode Penemuan
1)        Menekankan kepada proses pengolahan informasi oleh peserta didik sendiri;
2)        Membuat konsep diri peserta didik bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnya;
3)        Memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas persediaan dan penguasaan keterampilan dalam proses kognitif para peserta didik;
4)        Penemuan-penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya;
5)        Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
b. Keterbatasan Metode Penemuan
1)        Tidak sesuai untuk kelas yang besar jumlah peserta didiknya;
2)        Memerlukan fasilitas yang memadai;
3)        Menuntut guru mengubah cara ,mengajarnya yang selama ini bersifat tradisional,sedangkan metode baru ini dirasakan guru belum melaksanakan tugasnya mengajar karena guru hanya sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing;
4)        Sangat sulit mengubah cara belajarpeserta didik dari kebiasaan menerima informasi dari guru menjadi aktif mencari dan menemukan sendiri;
5)        Kebebasan yang diberikan kepada peserta didik tidak selamanya dapat dimanfaatkan secara optimal, kadanga peserta didik malah kebingungan memanfaatkannya.

J.      METODE PENGAJARAN UNIT
1.      Pengertian dan Tujuan
Pengajaran unit lebih dikenal dengan istilah "unit teaching" merupakan pengajaran yang mengarahkan kegiatan peserta didik pada pemecahan suatu masalah yang dirumuskan dahulu secara bersama-sama. Metode pengajaran unit didefinisikan cebagai cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Dalam perkembangan terakhir ini, pengajaran unit sering diungkapkan sebagai pembelajaran terpadu.
Tujuan dari penggunaan metode pengajaran unit adalah:
a.     Melatih peserta didik berfikir komprehensif dengan cara mengkaji dan memecahkan permasalahan dari berbagai disiplin ilmu atau berbagai aspek.
b.    Melatih peserta didik menggunakan keterampilan proses atau metode ilmiah dalam pemecahan masalah.
c.     Terbentuk sikap kritis, kerja sama, rasa ingin tahu, mengahargai waktu dan menghargai pendapat orang lain.
d.    Melatih peserta didik agar memiliki kemampuan merencanakan, mengorganisasi dan memimpin suatu kegiatan.
e.         Mengembangkan keterampilan berkomunikasi.
2.      Alasan Penggunaan Metode Pengajaran Unit
a.    Terdapat keterkaitan antara satu topik dengan topik lainnya atau satu bidang studi dengan bidang studi lainnya dalam suatu pemecahan masalah sehingga harus diciptakan suatu metode yang dapat menciptakan kesatuannya.
b.    Memberikan pengalaman belajar tentang pemecahan masalah dari berbagai disiplin ilmu.
c.    Mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
d.   Melibatkan peserta didik secara fisik maupun psikis dalam KBM.
3.   Kekuatan Metode Pengajaran Unit
a. Kekuatan Metode Pengajaran Unit
1)        Membantu peserta didik lebih berpikir komprehensif.
2)        Memperluas wawasan peserta didik dalam ilmu pengetahuan dengan keanekaragaman sumber informasi;
3)        Memperhatikan karakteristik peserta didik secara khusus;
4)        Menciptakan iklim demokratis dalambelajar dimana peserta didik dapat ikut menentukan rencana bersama guru tentang topik yang akan dibahas;
5)        Pengajaran unit disesuaikan dengan tingkat perkembangan, minat, dan bakat peserta didik sehingga pengajaran akan lebih bermakna.
b. Keterbatasan Metode Pengajaran Unit
1)        Sulit menentukan topik yang sesuai dengan minat, bakat dan perkembangan anak;
2)        Memerlukan kecakapan khusus dalam melaksanakan pengajaran unit;
3)        Memerlukan biaya yang cukup besar;
4)        Memerlukan waktu yang cukup lama;
5)        Kemungkinan pemecahan masalah yang kabur dan dangkal karena ditinjau dari berbagai disiplin ilmu dan tidak semua disiplin ilmu dapat dikuasai peserta didik dengan baik.




BAB VI
MEDIA PENGAJARAN
            Penggunaan media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar sangat membantu untuk kelancaran, efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Seorang guru sekolah dasar harus dapat menetapkan media apa yang apaling tepat dan sesuai untuk tujuan tertentu, penyampaian bahan tertentu, suatu kondidsi belajar peserta didik, dan untuk suatu penggunaan strategi atau metode yang memang telah dipilih.
A.   PENGERTIAN MEDIA PENGAJARAN
     Menurut B. Suryo Subroto menyatakan bahwa ada tiga macam sarana pendidikan yaitu alat pelajaran, alat peraga dan media pengajaran. Alat pengajaran diartikan sebagai alat yang digunakan secara langsung dalam pengajaran, sedangkan alat peraga adalah alat yang membantu pengajaran sehingga mudah dimengerti peserta didik. Media pengajaran merupakan bagian dari sumber pengajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajara mengajar untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tunuan pendidikan.
Media berasal dari Bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media menurut Bringgs (1970) adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang pesrta didik untuk belajar buku, film, kaset, film bingkai adalah contohnya.
  Dapat diambil kesimpulan bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan intruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaiana tujauan pengajaran tersebut.


B.       TUJUAN PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN
            Dalam kerangka proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar dapat terhindar dari verbalisme, yaitu mengetahui kata-kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya. Secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1.      Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan tertentu menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan,
2.      Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsangminat peserta didik untuk belajar,
3.      Menumbuhkan sikap dan keterampilam tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk mengguanakan atau mengoperasikan media tertentu,
4.      Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.

C.      FUNGSI MEDIA PENGAJARAN
            Media pengajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan antara lain berupa pengetahuan dan keterampilan. Secara umum media pengajaran berfungsi sebagai
1.      Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2.      Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar
3.      Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme
4.      Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
5.      Meningkatkan mutu belajar mengajar

D.      ALASAN PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN
1.      Belajar Merupakan Perubahan Perilaku
      Belajar sering dipandang sebagai upaya perubahan perilaku peserta didik. Perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi melalui suatu proses. Proses perubahan perilaku ini dimulai dengan adanya rangsangan yang selanjutnya diolah hingga meninmbulkan persepsi. Semakin baik rangsangan maka akan semakin kuat persepsi peserta didik terhadap rangsangan tersebut, oleh karena itu, pembentukan persepsi harus diupayakan secara kuat oleh guru agar terbentuk pengalaman belajar yang bermakna oleh murid.
Adakalanya pembentukan persepsi terganggu karena terdapat kekurangan hambatan dalam alat indera, minat, pengalaman, kecerdasan, perhatian serta kejelasan objek yang akan dikenalakan. Untuk menanggulangi hambatan terbentuknya persepsi harus diupayakan suatu bentuk alat bantu untuk memudahkan penguasaan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu digunakan media pengajaran sebagai pemecahnya.

2.      Belajar Merupakan Proses Komunikasi
      Proses belajar mengajar pada hakekatnya  merupakan proses komunikasi, yaitu proses menyampaikan pesan dan sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Dalam proses penyampaian pesan tidak selalu sukses, terdapat hambatan baik dari pemberi maupun penerima pesan. Hambatan atau gangguan dalam proses komunikasi disebut noises. Dalam proses penagajaran, nois dapat berupa keterbatasan peserta didik secara fisik maupun psikologis, cultural maupun lingkungan. Keterbatasan secara fisik dapat berupa cacat tubuh, keterbatasan daya indera, sakit maupun kelelahan. Keterbatasan secara psikologis dapat berupa minat, kecerdasan, kepercayaan, sikap dan lain-lain. Keterbatasan secara cultural misalnya adat istiadat yang berbeda, gaya hidup, sikap hidup, norma-norma kepercayaan, bahasa dan sebagainya. Sedangkan keterbatasan dalam hal lingkungan dapat berupa keadaan mencekam, bising, polusi dan sebagainya. Untuk meredam, memperkecil, mengatasi atau menghilangkan beragam keterbatasan dalam berkomuniksai dapat digunakan perantara yang disebut media pengajaran.

E.       BERBAGAI JENIS MEDIA PENGAJARAN
            Media yang dapat digunakan oleh guru banyak jenisnya. Sri Anitah Wiryawan dan Noorhadi (1994) mengklasifikasikan menjadi:
1)      Media visual
2)      Media Audio
3)      Media Audio-Visual.
4)      Media Asli dan Orang.
1.      Media visual
      Media visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Jenis media terdiri dari
a.       Media Gambar Diam (Still Pictures) dan Grafis
b.      Media Papan
c.       Media dengan Proyeksi
2.      Media audio
      Media audio yaitu jenis media yang didengar dan memiliki karakteristik pemanipulasian pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara-suara. Yang termasuk dalam jenis media ini antara lain


a.       Cassete Tape Recorder
Merupakan alat yang dapat digunakan untuk merekam dan memutar kembali hasl rekaman dengan menggunakan alat perekam pita magnetic.
b.      Radio
Pesawat radio penerima yang hanya berfungsi ketika stasiun pemacar radio yang “ mengudara” memancarkan siarannya
3.      Media audio-visual
      Media ini tidak hanya dapat diamati tetapi juga dapat didengar. Jenis media ini antara lain:
a.       Televisi
Merupakan media yang menampilkan gambar yag bergerak yag ditampilkan dan diproyeksikan dari jarak jauh. Peristiwa yang terjadi pada suatu tempat , dapat diikuti dalam waktu yag sama di tempat lain.
b.      Video Cassete
Merupakan kaset hasil rekaman atas suatu peristiwa yang penayangannya diputar melalui alat video dan ditampilkan dalam layar pesawat televise.
4.      Media asli dan orang
      Media ini merupakan benda yang sebenarnya, media yang membantu pengalaman peserta didik. Yang termasuk dalam media ini adalah:
a.       Specimen
Merupakan bagian atau pecahan dari benda yang sebenarnya. Misalnya insektarium, herbarium, jenis batu-batuan dan mineral.
b.      Mock-up
Adalah model tiruan suatu benda yang menonjolkan bagian-bagian tertentu dari satu benda asli dan menghilagka bagian lain dengan maksud lebih memusatkan peserta didik pada bagian yang dituju. Misalnya menjelaskan tentang sistem pencernaan manusia.
c.       Diorama
Adalah model pemandangan yang dibuat seperti keadaan sebenarnya misalnya pemandangan tentang suasana perang tentara dan senjatanya.
d.      Laboratorium di luar sekolah
Misalnya pasar, aliran sungai, air terjun dapat dijadikan objek belajar.
e.       Museum
Tempat menyimpan dan memelihara objek-objek yang asli peninggalan bersejarah.
f.       Community study
Program yang dirancang agar peserta didik dapat mengetahui keadaan sosial masyarakat.
g.      Walking trips
Memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik melalui demonstrasi atau kegiatan yang dilakukan di sekitar lingkungan sekolah.
h.      Field study
Disebut juga studi lapangan yaitu menyediakan media untuk peserta didik sehingga dapat memahami informasi tentang lapangan tertentu.
i.        Dikunjungi Manusia Sumber
Proses belajar mengajar dengan menggunakan manusia sumber atau ahli dalam suatu bidang, misalnya dokter menjelaskan tentang kesehatan gigi.
j.        Special Learning Trips
Pengguanaan media belajar di lingkungan sekitar sekolah, guru serta peserta didik dapat terlibat secara aktif.
k.      Model
Merupakan media tiga dimensi yang mewakili benda sebenarnya.

F.       PEMBUATAN MEDIA PENGAJARAN
            Tujuan pengajaran dikonstruk untuk kepentingan anak yag belajar, oleh karena itu bahan pelajaran haruslah konkret dan relevan denga kehidupan anak. Sehigga perlu adanya media pengajaran unutuk memacu semangat anak dalam belajar dan memperkaya pengalamannya.
       Menurut Sri Anitah Wiryawan dan Noorhadi, secara umum menyebutkan prinsip-prinsip pembuatan media yaitu
1.      Kesederhanaan (simplicity) yaitu suatu media hendaknya ringkas, sederhana dan dibatasi pada hal-hal yang dianggap penting
2.      Kesatuan (unity) yaitu hubungan yang ada di antara unsur-unsur media sebagai satu keseluruhan yang bermakna
3.      Penekanan (emphasis) yaitu adanya gagasan atau pesan tertentu yang menjadi focus perhatian pada bagian-bagian tertentu untuk menarik minat dan perhatian
4.      Keseimbangan (balance) yaitu komposisi penampilan media itu memperlihatkan keadaan yang serasi baik untuk kesimetrisan atau pun ketidaksimetrisan, bahkan media itu menampilkan segi-segi estetika dan keindahan.
      Pembuatan media pengajaran dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan belajar anak sekolah dasar untuk bidang studi tertentu, kemudian dibuat dengan kemampuan yang ada.
BAB VII
PENGEMBANGAN PROGRAM  DAN SISTEM PENYAMPAIAN PENGAJARAN
A.    PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN
Pengembangan program pengajaran yang dimaksudkan adalah rumusan-rumusan tentang apa yang akan dilakukan guru dan peserta didik dalam proses KBM. Pengembangan program ini merupakan suatu sistem yang menjelaskan adanya analisis atas semua komponen pengajaran yang benar-benar harus saling terkait secara fungsional untuk mencapai tujuan. Pengembangan sejumlah satuan bahasan ke dalam satuan pelajaran itu ditempuh suatu prosedur pengembangan sistem instruksional yang dikenal sebagai PPSI.
Pengembangan program pengajaran harus ditempuh dengan langkah merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK), mengembangkan alat evaluasi, menetapkan kegiatan belajar-mengajar, merencanakan program pengajaran, dan melaksanaakn program. Dalam merumuskan tujuan instruksional khusus kriteria yang harus dipenuhi yaitu spesifikasi artinya mengandung satu penafsiran, dan operasional artinya mengandung satu perilaku yang dapat diukur untuk memudahkan penyusunan alat evaluasi.
Yang harus dipikirkan dalam mengembangkan alat evaluasi adalah apakah akan digunakan pretest atau posttest, apakah evaluasi itu akan dilakukan dalam bentuk tulisan, lisan, perbuatan, dan bagaimana jenis test essay atau multiple choice. Setelah mengambil keputusan yang akan dikembangkan selanjutnya harus menyusun bentuk soal yang akan dijadikan alat ukur keberhasilan TIK.
Bahan atau materi pelajaran merupakan isi suatu mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari peserta didik berdasarkan kurikulum yang berlaku. Tujuan instruksional yang dirumuskan untuk dicapai mealui kegiatan belajar-mengajar pada dasarnya menunjukkan bahan-bahan pelajaran yang akan disampaikan guru kepada peserta didik.
Penetapan angka KBM adalah usaha untuk menentukan langkah yang hendak ditempuh guru dalam mengembangkan interaksinya dengan peserta didik. Biasanya guru merumuskan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru itu sendiri dengan tujuan instruksional yang ditetapkan.
Pemilihan dan penetapan metode mengajar harus memperhatikan tujuan instruksional yang akan dicapai. Metode mengajar berarti menunjukkan bagaimana seorang guru menempuh cara dan melakukan penyajian suatu bahan pelajaran, sehingga guru dituntut untuk mampu membangkitkan minat dan kemauan peserta didik. Penyampaian materi perlu didukung adanya media atau alat sumber belajar. Media itu juga harus sesuai dengan tujuan instruksional, hal ini dimaksudkan sebagai kegiatan guru menetapkan buku atau bahan bacaan yang akan digunakan sebagai kepustakaan dalam pengajarannya.
Berikutnya adalah tentang alokasi waktu, sebenarnya alokasi waktu telah ditetapkan dalam GBPP tetapi hal itu baru dalam bentuk alokasi waktusatu catur wulan atau satu tahun ajaran. Selanjutnya guru dituntut untuk mengalokaskan waktu bagi pelaksanaan program pengajarannya.
B.     SISTEM PENYAMPAIAN PENGAJARAN
Sistem penyampaian pengajaran adalah cara cara yag dapat ditempuh dalam penyajian suatu bahan pelajaran agar dapat dipelajari peserta didik dan tujuan pengajaran yang dapat dicapai. Terdapat berbagai betuk system penyampaian pengajaran yang dapat dilakukan guru, misalnya melalui bentuk satuan pelajaran (satpel), modul, pngajarn programa, radio dan televisi pendidikan, model pengajaran unit, dan model pembelajaran terpadu.
1.      Satuan Pelajaran atau Persiapan Mengejar Harian (PMH)
Satuan pelajaran (satpel) merupakan salah satu bentuk system penyampaian pengajaran yang dikenal dan digunakan sekolah di sekolah dasar. Satuan pelajaran ini merupakan pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang menangkup tujuan instruksional, materi/ bahan pelajaran, uraian kegiatan belajar mengajar , media/ alat dan sumber yang dipakai danalat evaluasi yang akan digunakan.
Satpel yang merupakan persiapan mengajar harian guru, karena itu sering disebut Persiapan Mengajar Harian (PMH), sesungguhnya dirumuskan dengan mengikuti cara dan prosedur yang telah dikembangkaan dalam PPSI (prosedur pegembangan system instruksional)
Kerangka satuan pelajaran beserta penjelasannya dapat dikemukakan sebagai berikut:
SATUAN PELAJARAN
Bidang studi                           :
Sub Bidang Studi                   :
Pokok Bahasan                       :
Sub Pokok Bahasan                :
Kelas/ Catu wulan                   :
Waktu                                                  :
Jumlah Perrtemuan                   :

I.                   TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Rumusan tujuan instruksional  ini disalin dari GBPP untuk bidang studi tertentu pada kurikulum yang berlaku.
II.                TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Rumusannya merupakan gambaran tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang ditempuh dan dicpai mengikuti program satuan pelajaran. Tujuan ini dirumuskan dengan berpedoman pada TIU diatas dan satuan bahasan yang akan disajikan.
III.             MATERI/ BAHAN PELAJARAN
Materi atau bahan pelajaran yang dicatat adalah hal- hal yang hendak disajikan dalam pengajaran.
IV.             KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Kegiatan yang dirumuskan mencangkup kegiatan belajar yang hendak ditempuh peserta didik, ternasuk kegiatan belajar dalam kelompok dan kegiatan mengajar yang ditempuh guru.
V.                ALAT DAN SUMBER PELAJARAN
Cantumkan jenis media/ bahan yang akan digunakan, yakni alat alat atau media yang benar benar membantu pencapaian pengajaran, bukan alat alat yang telah biasa dipakai seperti papan tulis, kapur, dan sebgainya. Demikian dengan sumber belajar, baik berupa perpustakaan ataupun lainnya, adalah penting dicantumkan berbagai keterangan secara lengkap.
VI.             EVALUASI
Guru dituntut untuk mencantumkan prosedur penilaian ( tes atau non tes) dan alat penilaian ( soal, lembar pengamatan dan lain lain) yang digunakan.


2.      Sistem Penyampaian untuk Pembelajaran Terpadu
Terdapat tiga model pembelajaran terpadu, yaitu model terhubung (connected model), model jarring laba laba9webbed model) dan model terintegrasi (integrated model). Model terhubung merupakan model pembelajaran yang secara sengaja menghubungkan satu topic dengan topic lainnya, satu konsep dengan konsep lainnya, ide ide yang satu dengan yang lainnya, ketrampilan yang satu dengan ketrampilan lainnya, dan tugas yang satu dengan tugas yang lainnya dalam satu bidan studi. Perhatika gambar berikut ini:
Oval: 2 Oval: 1 Oval: 3
 

                                                                                                                                   

Model jarring laba laba merupakan model pembelajaran yang menggunakan tematik, system penyampaian pengajaran dimulai dengan menetapkan tema tertentu yang selanjutnya tema tertentu dijadikan titik tolak untuk penetapan sub sub tema lain yang terkait dengan berbagai bidan studi. Perhatika gambar dibawah ini:


 







                                                                                                                         
       Model terintegrasi atau keterpaduan merupakan model pembelajarn yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Dengan menetapkan tema, model ini mengusahakan adanya penggabungan bidang studi untuk menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan konep konsep, ide ide, ketrampilan ketrampilan dan tugas tugas serta sikap sikap yang saling tumpang tindih (over lapping) didalam beberapa bidang studi. Perhatikan gambar berikut ini:




                                                                                                  

      Secara umum North Carolina Departemen of Public Instrumention dari Sugurdson (1981),mengemukakan sejumlah komponen yang patut terungkap dalam format pembelajaan terpadu itu, adalah:
  1. Judul secara objektif
  2. Tema atau topic utama / unit
  3. Alasan mengapa guru menginginkan manfaat dari penggunaan unit dlam pengajaran bagi peserta didiknya
  4. Waktu yang menunjukkan adanya suatu periode
  5. Ruang lingkup bahsan atau materi yang tercangkup dalam tema sekaligus berkitan dengan kurikulum yang ditetapkan baik lokal maupun nasional
  6. Tujuan yang menunjuk pada kurikulum yang ditetapkan.
  7. Kegiatan,urutan, variasi, dan bagaimana hal itu dilakukan
  8. Sumber sumber belajar
  9. Evaluasi
Untuk model terhubung
A.    Tahap perencanaan
1.      Penetapan tujuan pembelajaran
a.       Umum (identifikasi dampak pengiring)
b.      Khusus ( identifikasi dampak instruksional)
2.      Penetapan konsep konsep (jalinan konsep) yang hendak dipelajari anak
3.      Penetapan ketrampilan proses
4.      Penetapan bahan dan alat yang dibutuhkan sesuai dengan konsep konsep yang harus dipelajari.
5.      Penetapan metode dan pertanyaan kunci
6.      Latar belakang
B.     Tahap pelaksanaan
1.      Pengelolaan kelas
2.      Kegiatan proses
3.      Kegiatan pencatatan data
4.      Diskusi
C.     Evaluasi
1.      Evaluasi proses
2.      Evaluasi hasil
Untuk model jarring laba laba
A.    Tahap perencanaan
1.      Penetapan tujuan pembelajaran
a.       Umum
b.      Khusus
2.      Penetapan bahan dan alat bantu yang digunakan
3.      Penetapan metode
B.     Tahap pelaksanaan
1.      Ajarkan guru mengamati alat bantu atau objek tertentu sekaligus melakukan perbincangan
2.      Perbincangan ditindak lanjuti dengan proses identifikasi sub sub tema ( curah pendapat)
3.      Visualisasi atau penggambaran atas tema dan sub sub tema yang diperbincangkan
4.      Kegiatan pengamatan lebih lanjut (lebih cermat) atas alat bantu dan objek
5.      Penjelasan, diskusi, dan proses belajar mengajar lainnya ( misalnya bernyanyi)
6.      Penugasan (pembagian kelompok dan pengorganisasian tugas)
C.     Evaluasi
1.      Evaluasi proses : keterlibatan dalam pengamatan dan diskusi
2.      Evaluasi hasil : mutu laporan
Untuk model terintegrasi/ terpadu
A.    Tahap perencanaan
1.      Penetapan tujuan pembelajaran
a.       Umum
b.      Khusus
2.      Pengkajian dan penetapan konsep konsep (jalinan konsep) yang hendak dipelajari anak:
a.       Dimulai dengan menetapkan tema
b.      Tema selanjutnya dari pilar pilar bidang studi yang digabungkan, melahirkan sub sub tema
c.       Sub sub tema dihubungkan ddengan sub sub tema lainnya yang berdampingan, melahirkan prioritas kurikuler dalam bentuk topic topic yang harus dipelajari peserta didik.
3.      Penetapan bahan dan alat yang dibtuhkan sesuai dengan konsep konsep yang harus dipelajri.
4.      Penetapan metode dan rncana aktivitas
a.       Alur kegiatan belajar anak dilihat dari urutan konsep yang harus dipelajari
b.      Alur kegiatan guru
5.      Latar belakang
B.     Tahapan pelaksanaan
1.      Pengelolaan kelas
2.      Kegiatan proses
3.      Kegiatan pencatatan data
4.      Pengolahan informasi
5.      Penyimpulan dan pembuatan laporan
Kulminasi atau evaluasi
1.      Evaluasi proses: keterlibatan anak dalam setiap kegiatan.
2.      Evaluasi hasil : display gambar dan mutu laporan





BAB VIII
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENGAJAR
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh factor kemampuan, motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas belajar, juga akan banayak tergantung dari kemampuan gurudalam menegembangkan berbagai keterampilan mengajar.
Keterampilan belajar yang dimaksud itu setidaknya meliputi keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan menggunkan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan membimbing didkusi kelompok kecil.

A.    KETERAMPILAN MENJELASKAN
1.      Pengertian
Keterampilan “menjelaskan” dalam pengajaran bukanlah sekedar “menceritakan” sesuatu kepada peserta didik. Keterampilan ini merupakan suatu keterampilan menyajikan bagan belajaran yang diorganisasikan secara sistematis sebagai satu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
2.      Prinsip-prinsip Menjelaskan
Penyampaian informasi ataupun uraian tentang suatu pokok persoalan atau permasalahan, tidakalah dilakukan secara sembarang, melainakan harus memperhatikan hal-hal berikut:
a.       Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran;
b.      Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik;
c.       Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru;
d.      Materi penjelasan harus bermnfaat dan bermakna peserta didik;
e.       Dalam menjelaskan harus disertai engan contoh-contoh yang konkrit dan dihubungkan dengan kehidupan;
f.       Penjelasan dapat diberikan diawal, tengah ataupun akhir pelajaran;
g.      Penjelasan dapat diberikan bila peserta didik bertanya atau dapat juga atas rencana guru;
h.      Penjelasan harus diselingi tanya jawab.
3.      Aspek-aspek yang Harus Diperhatikan dalam Menjelaskan
Seorang guru dalam menjelaskan suatu pokok permasalahan seyogyanya memperhatikan hal-hal berikut:
a.       Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu;
b.      Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas;
c.       Dalam menjelaskan sertai dengan contoh dan ilustrasi;
d.      Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan;
e.       Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan.

B.     KETERAMPILAN BERTANYA
1.        Pengertian
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pernyataan yang dilontarkan guru yang menuntut respons atau jawaban dari peserta didik.
2.                     Tujuan
Keterampilan bertanya bertujuan untuk:
a.       Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik;
b.      Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar;
c.       Melatih peserta didik berfikir divergen;
d.      Melatih kemampuan mengutarakan pendapat;
e.       Mencapai tujuan belajar.
3.                     Jenis-jenis Pertanyaan
Terdapat berbagai jenis pertanyaan yang bias doselenggarakan dalam suatu pengajaran:
a.       Pertanyaan umum dan terbuka
b.      Pertanyaan langsung
c.       Pertanyaan faktual
d.      Pertanyaan yang diarahkan kembali
e.       Pertanyaan retorik
f.       Pertanyaan memimpin (Leading Question)
4.                     Prinsip-psinsip Bertanya
Pengajuan pertanyaan tidakalah begitu saja dapat guru lakukan, Ia penting memperhatikan hal-hal berikut:
a.       Pertanyaan hendaknya singkat, jelas, dan disusun dengan kata-kata yang sederhana;
b.      Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja;
c.       Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random;
d.      Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada peserta didik;
e.       Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peerta didik;
f.       Sebaiknya hindari pertanyaan “retorik” atau “leading question”
5.                     Teknik-teknik dalam Bertanya
a.       Teknik menunggu, yaitu memberi waktu yang cukup kepada peserta didik untuk dapat berpikir untuk menemukan jawaban yang tepat.
b.      Teknik menguatkan kembali, yaitu pertanyaan yang diajukan sebagai penguatan yang dapat meningkatkan partisipasi belajar peserta didik.
c.       Teknik menuntun dan menggali, yaitu pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban yang tepat dan jelas.
d.      Teknik melacak, yaitu memberi pertanyaan lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menjelaskan suatu konsep, prinsip, dan keterampilan.
6.                     Hal-hal yang Harus Dihindari
a.       Mengajukan pertanyaan yang memberikan jawaban serentak
b.      Mengulang-mengulang pertanyaan sendiri,menjawab pertnyaan sendiri
c.       Mengulang pertanyaan peserta didik

C.  KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI
1.      Pengertian
Keterampilan penggunaan variasi merupakan keterampilan guru di dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktifitas belajar yang efektif.
2.      Tujuan
a.       Mempertahankan kondisi optimal belajar
b.      Menghilangkan kejenuhan dalam mengikuti proses belajar
c.       Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
d.      Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
3.      Jenis-jenis Variasi
a.       Variasi dalam gaya mengajar
b.      Variasi dalam penggunaan media
c.       Variasi dalam penggunaan metode
d.      Variasi dalam pola interaksi
4.      Prinsip-prinsip Penggunaan Variasi dalam Pengajaran
a.       Gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
b.      Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
c.       Penggunaan variasi harus direncanakan dan sesuai dengan bahan metode, dan karakteristik peserta didik

D.   KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
1.      Pengertian
Memberi penguatan atau reincorment merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut disaat yang lain. Sebagai contph terhadap seorang peserta didik yang berhasil memimpin dan menyelesaikan tugas kelompoknya di kelas, maka gur memuji: Bagus, tugasmu sungguh baik, rapi dan diselesaikan tepat waktu.

2.      Tujuan
Menggunakan keterampilan memberi penguatan dalam pengajaran bertujuan untuk:
a.   Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
b.  Merangsang peserta didik berfikir yang baik
c.   Menimbulkan perhatian peserta didik
d.  Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
e.   Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar
3.      Jenis-jenis Penguatan
    Berbagai jenis penguatan antara lain:
a.   Penguatan Verbal
b.  Penguatan Gestural
c.   Penguatan dengan cara mendekati
d.  Penguatan dengan cara sambutan
e.   Penguatan  dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
f.   Penguatan berupa tanda atau benda
4.      Cara Penggunaan
Situasi dan kondisi yang cocok untuk diberikan penguatan adalah :
a.   Pada saat peserta didik menjawab pertanyaan, atau merespons stimulus guru atau peserta didik lain.
b.  Pada pekerjaan peserta didik (PR).
c.   Pada saat peserta didik mengerjakan tugas-tugas guru dengan baik.
d.  Pada keahlian tertentu peserta didik.
e.   Pada perbaikkan dan penyempurnaan tugas.
f.   Pada tugas-tugas mandiri.
Dalam pelaksanaanya, guru harus pula memperhatikkan hal-hal berikut:
a.   Gunakan jenis penguatan secara bervariasi
b.  Jangan menunda pemberian penghargaan
c.   Penguatan pun dapat diberikan kepada respons peserta didik yang salah ,dalam arti menggapai keberanian peserta didiknya.
5.      Prinsip-prinsip Penguatan
a.    Dilakukan dnegan hangat dan semangat
b.  Memberikan kesan positif kepada peserta didik
c.   Berdampak terhadap perilaku positif
d.  Dampak besifat pribadi atau kelompok
e.   Hindari penggunaan respons negatif

E.       KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
1.      Pengertian
    Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh. Keterampilan menutup pelajaran adalah kemampuan guru dalam mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Dalam menutup pelajara guru harus menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
2.      Tujuan
a.   Menyiapkan mental  para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan.
b.  Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan dibicarakan.
c.   Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan
d.  Memungkinkan peserta didik mengetahui hubungan-hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal yang akan dipelajari
e.   Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelajaran
3.      Prinsip-prinsip Membuka dan Menutup Pelajaran
a.   Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas  yang akan dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis.
b.  Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik.
c.   Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik .

F.   KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
1.      Pengertian
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang, atau paling banyak 8 setiap kelompoknya.
2.      Tujuan
Tujuan guru mengembangkan ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah terampil dalam pendekatan pribadi, mengorganisasi, membimbing belajar, dan merencanakan dalam melaksanakan KBM.

G. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
1. Pengertian
Keterampilan mengelola kelas adalah kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar yang optimal. Penciptaan kondisi yang menyenangkan dan disiplin belajar.
2.      Tujuan
Tujuan pengelolaan kelas adalah mewujudkan situasi dan kondisi yang nyaman, mempertahankan keadaan yang stabil, menghilangkan hambatan pelangggaran disiplin, dan membimbing perbedaan individu peserta didik.
3.      Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
a.       Kehangatan dan atusiasme
b.      Tantangan, menggunakan sajian yang menantang
c.       Bervariasi, dalam proses belajar mengajar
d.      Keluwesan, guru dapat merubah strateginya
e.       Menekankan hal-hal positif
f.       Menanamkan disiplin diri
4.      Komponen keterampilan kelompok kelas
a)      Keterampilan bersifat preventif, yaitu menciptakan dan memelihara kondisi belajar optimal guna menghindari terjadinya situasi yang tidak menguntungkan atau merusak proses belajar.
b)      Keterampilan bersifat represif adalah mengembalikan kondisi belajar mengajar yang tidak menentu ke dalam kondisi belajar yang efektif.
Dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas yang bersifat preventif, guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian, memberi petunjuk yang jelas, menegur, dan memberi penguatan.
Sedangkan dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas yang bersifat represif, guru dapat melakukannya dengan cara modivikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok, menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menumbuhkan masalah.

5.      Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas yakni campur tangan yang berlebihan, kesenyapan, ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan, penyimpangan, bertele-tele, dan pengulangan penjelasan yang tidak perlu.

H. KETERAMPLAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
   1.  Pengertian
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerjasama kelompok yang bertujuan memecahkan suatu permasalaha, mengkaji konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.
2.      Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil
a.       Melaksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
b.      Memberi waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
c.       Merencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
d.      Membimbing dan menjadikan guru sebagai teman dalam diskusi
3.      Komponen keterampilan
Kompenen-komponen penting yang dapat dipelajari guru dalam mengembangkan pembimbingan kelompok kecil adalah pemusatan perhatian, memperjelas permasalahan, menganalisis pandangan peserta didik, meningkatkan ukuran pikiran peserta didik, menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan menutup diskusi.



4.      Hal-hal yang harus dihindari guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil, adalah
a.       Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan
b.      Membiarkan diskusi dikuasai atau dimonopoli oleh peserta didik tertentu
c.       Membiarkan peserta didik tidak aktif
d.      Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
e.       Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah
f.       Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak membentuk tindak lanjut.


RESUME
Bab V: Beberapa Metode Mengajar
Bab VI: Media Pengajaran
Bab VII: Pengembangan Program dan Sistem Penyampaian Pengajaran
Bab VIII: Pengembangan Keterampilan Mengajar

Tugas Mata Kuliah: Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu: Drs. M. Chamdani, S.Pd. M.Pd.
Description: logo uns







Disusun Oleh:

Nama                             : Masrukhin
Kelas/Semester             : 2A/2
NIM/Nomor Absen      : K7111120/37



PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012