Senin, 02 April 2012

Limbah Tapioka Dimanfaatkan Untuk Biogas

Kota –Sekitar 100 anggota kelompok Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Mugi Lestari, Desa Karangjoho, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Senin, dilatih pemanfaatan limbah tapioka untuk dijadikan biogas. Pelatihan yang digelar selama dua hari ini difasilitasi Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) bekerja sama dengan Centre on Integrated Rural Development for Asia and The Pasific (Cirdap) Sub-regional Office of CIRDAP in South East Asia (SOCSEA). Selain dilatih memanfaatkan limbah tapioka sebagai biogas, warga juga mendapatkan pelatihan pembuatan tepung mocal dari singkong.
“Pelatihan ini dimaksudkan untuk memanfaatkan limbah aci atau tapioka menjadi biogas yang pada akhirnya akan mampu menciptakan energi alternatif serta mengolah singkong menjadi mocal sebagai sumber makanan tambahan dengan nilai ekonomi tinggi,” kata Kepala Bapermas Purbalingga, Imam Wahyudi.
Menurut dia, materi pelatihan ini meliputi motivasi wirausaha berbasis sumber daya lokal, teknik budi daya, pengelolaan limbah, teknik pengelolaan limbah untuk biogas, dan praktik pembuatan mocal. Ia mengatakan, pemateri dalam pelatihan ini dari LSM Pepeling (Pemuda Pelajar Peduli Lingkungan) Cilacap, Kantor Lingkungan Hidup, serta Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Purbalingga.
Sementara itu, Ketua LSM Pepeling, Herman Sukanto mengatakan, industri tapioka selain menghasilkan tepung tapioka atau setara 30 persen dari ubi kayu yang diolah, juga menghasilkan limbah cair sebanyak empat hingga lima meter kubik per ton ubi kayu yang diolah dengan kandungan bahan organik sangat tinggi.
“Berdasarkan pengalaman dan hasil pengukuran emisi gas di kolam anaerobik industri tapioka menunjukkan bahwa setiap satu ton ubi kayu dapat menghasilkan 24,4 meter kubik biogas atau 14,6 hingga 15,8 meter kubik metana per ton ubi kayu yang diolah,” katanya.
Terkait pelatihan ini, Wakil Bupati Purbalingga, Sukento Ridho Marhaendrianto mengatakan, pelatihan tersebut merupakan implementasi fungsi posdaya di bidang ekonomi kewirausahaan dan budi daya lingkungan dengan memanfaatkan singkong yang diolah menjadi aci atau tapioka serta limbah yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai biogas.
“Sebagai sentra tanaman singkong, anggota Posdaya Mugi Lestari juga perlu mengolah singkong menjadi singkong ‘garlik’ (disigar cilik-cilik/dipotong kecil-kecil, red), singkong keju, dan makanan kecil lainnya yang disukai generasi muda, tentunya setelah dikemas menarik dengan cita rasa modern,” katanya.